Dua tahun yang lalu, saya memulai sebuah blog bertemakan traveling dengan nama Bentang Nusantara (bentara.id). Fokus saya waktu itu adalah menulis konten, tanpa harus direpotkan untuk membuat sistem blogging dari awal. Yang penting domain dan hosting sudah tersedia, CMS-nya bisa menggunakan WordPress self-hosted.
Karena masih tahap awal, shared hosting sudah cukup buat saya untuk mempublikasikan beberapa tulisan.
Beberapa bulan kemudian, ketika pengunjung mulai banyak berdatangan, shared hosting yang saya gunakan mulai kewalahan. Mulai dari aksesnya yang lambat, beberapa kali sempat limit exceeded, bahkan berujung pada suspend akun. Hal ini membuat saya harus segera bertindak, upgrade server tentunya merupakan pilihan bijak.
Namun, untuk kelas shared hosting, paket yang saya ambil waktu itu merupakan paket paling tinggi spesifikasinya di antara yang lain. Sudah mentok. Mau tidak mau harus berpindah jenis server, ke VPS (Virtual Private Server) tentunya.
VPS hosting adalah teknologi virtualisasi server di mana sebuah server fisik dibagi menjadi beberapa server virtual dengan resource dan sistem operasi yang dedicated. Ini seperti menyewa sebuah kamar (atau lebih) untuk diri Anda sendiri pada sebuah gedung apartemen.
Ada dua alasan kenapa saya harus berpindah ke VPS.
Kehabisan Ruang Penyimpanan (Storage)
Awal-awal membuat tulisan, saya tidak begitu memperhatikan optimasi gambar. Kadang, gambar dengan ukuran 4 MB pun saya unggah. WordPress akan mengatur ulang gambar tersebut dalam ukuran yang lebih kecil untuk ditampilkan kepada pembaca, pikir saya. Namun saya lupa, bahwa berkas asli pun tetap disimpan di storage. Satu dua gambar tidak masalah, tapi ketika jumlahnya sudah ratusan, maka makin menyempitlah daya tampungnya.
Keterbatasan Layanan dan Aplikasi
Di shared hosting segala sesuatunya sudah disiapkan untuk kebutuhan khalayak ramai. Kita tidak bisa semena-mena nenambahkan aplikasi atau service di dalamnya. Sebagai contoh, ketika saya butuh Redis Server untuk caching, tentunya hal tersebut tidak memungkinkan ditambahkan pada shared hosting. Di VPS, saya bebas melakukan dan menginstal semaunya.
Sebelum memilih VPS, ada tiga kriteria yang ditentukan waktu itu:
- Lokasi server berada di Indonesia atau Singapura.
- Harddisk atau SSD dengan kapasitas di atas 10 GB untuk menampung lebih banyak media seperti gambar dan video.
- Murah. Berkisar antara 100.000 sampai 150.000 ribu rupiah per bulannya, dan bisa dibayar per bulan.
Dari semua server yang saya gunakan, semuanya unmanaged. Artinya, di sana hanya ada sistem operasi Linux (Ubuntu) kosongan dan tanpa ada control panel di dalamnya. Tak masalah bagi saya, selama saya punya akses root, urusan server cukup mudah diperbantukan oleh Vesta Control Panel.
VPSTermurah.com (1 Tahun)
VPS Linux pertama yang saya coba dengan biaya bulanan sebesar Rp.90.000 dengan sepsifikasi sebagai berikut:
Paket: Basic
Biaya Bulanan: 90.000 IDR
Lokasi Server: Indonesia
Sistem Operasi: Ubuntu 12.04
RAM: 256 MB
Swap Memory: 512 MB
Storage: 25 GB
Salah satu penyedia server dengan layanan yang cukup memuaskan. Penyedia ini menyediakan beberapa kanal sekaligus untuk konfirmasi, komplain sekaligus konsultasi. Seperti SMS, WhatsApp, Email, dan ticket support. Kanal yang jarang disediakan oleh penyedia lainnya. Selain itu, responnya pun cukup cepat, kurang lebih antara 10 sampai 15 menit.
Pun begitu, butuh waktu antara 1 sampai dengan 24 jam untuk aktivasi server setelah pembayaran dilakukan. Hal yang wajar, karena setup VPS memang butuh waktu yang tak singkat.
Hanya satu tahun saya menggunakan VPS paket ini. Alasannya, spesifikasi di atas sudah tidak dapat menangani jumlah pengunjung ke blog. Walaupun sudah menggunakan plugin WordPress untuk optimasi, tetap saja beberapa service di server sering mati, seperti MySQL misalnya.
Saya sempat meng-upgrade ke spesifikasi yang lebih tinggi dengan rincian sebagai berikut:
Paket: Silver
Biaya Bulanan: 150.000 IDR
Lokasi Server: Indonesia
Sistem Operasi: Ubuntu 12.04
RAM: 512 MB
Swap Memory: 1 GB
Storage: 50 GB
Spesifikasi di atas hanya dicoba selama satu bulan. Alasannya, IP yang digunakan pada server sempat dianggap spam. Selain itu, saya tergoda dengan penyedia layanan VPS lain.
CloudKilat.com (8 Bulan)
Ialah CloudKilat.com sebagai penyedia VPS berikutnya yang saya tuju setelah berpindah dari layanan VPSTermurah.com. Server di CloudKilat.com merupakan VPS berbasis cloud pertama yang saya gunakan.
Sampai berakhirnya saya menggunakan CloudKilat.com, perusahaan yang satu ini memberikan pelayanan paling baik di antara penyedia lain yang digunakan. Responnya begitu cepat, baik aktivasi maupun konfirmasi pembayaran. Hanya butuh waktu antara 5 sampai dengan 10 menit untuk menyelesaikan masalah melalui ticketing support.
Adapun spesifikasinya adalah sebagai berikut:
Paket: Kilat VM
Harga Bulanan: 185.000 IDR (Belum termasuk pajak)
Lokasi Server: Indonesia
Sistem Operasi: Ubuntu 12.04
vCPU : 1 core
RAM: 1GB
Swap: 1GB
Storage: 20 GB
Hampir tidak ada kendala ketika saya menggunakan server dari CloudKilat.com. Satu-satunya yang cukup mengganggu adalah bandwidth jaringan internasionalnya yang tidak terlalu besar. Sehingga, butuh waktu agak lama untuk update dan upgrade sistem operasi. Tidak menjadi masalah tentunya ketika menggunakan repositori sistem operasi dari lokal server (Indonesia), namun tetap saja saya mengalami kendala ketika pull repositori Git dari server Gitlab.com misalnya.
NiagaHoster.co.id ( 3 Hari)
Berpindah dari CloudKilat.com ke NiagaHoster.co.id dengan alasan menekan biaya server dengan spesifikasi yang sama atau lebih tinggi.
NiagaHoster.co.id mengklaim sebagai teknikal support terbaik di Indonesia. Namun, selama dalam penggunaan, saya tidak mendapatkan layanan sesuai dengan harapan.
Pertama, aktivasi yang cukup lama. Lebih dari 24 jam semenjak saya melakukan konfirmasi pembayaran, server belum aktif juga. Terpaksa saya membuat ticket untuk komplain. Pada ticket balasan, saya mendapati kalau layanan yang salah pilih belum dikonfirmasi pembayarannya dan diminta konfirmasi ulang. Padahal, sehari sebelumnya, saya melakukan dua kali submit konfirmasi pembayaran karena mengira kofirmasi pertama dianggap gagal. Oh ya, untuk ticketing support-nya sendiri, butuh waktu kurang lebih satu jam untuk mendapat respon (low priority). Untuk respon cepat, harus di-upgrade ke paket bisnis.
Pada client area, mereka juga menyediaan sistem chat 24/7. Namun entah kenapa sistem tersebut belum berjalan dengan sempurna. Saya beberapa kali mencoba chat dengan customer service, tapi selalu gagal. Tampaknya masih ada bug di sistem chat yang mereka punya.
Kedua, permasalahan dengan control panel dan koneksi outbond. Entah kenapa, ketika server mati, saya tidak bisa me-restart dari control panel yang mereka sediakan. Selalu gagal dan memunculkan pesan: VM is suspended
. Ketika hal tersebut terjadi, maka mau tidak mau harus membuat ticket baru untuk menyalakan server. Dan, saya harus menunggu kurang lebih satu jam sampai server dinyalakan.
Beberapa kali saya mengalami kendala dengan koneksi outbond, sehingga gagal untuk update dan upgrade sistem operasi. Bahkan untuk ping ke Google pun gagal. 😟
Paket: Personal
Biaya Bulanan: 90.000 (Belum termasuk pajak)
Lokasi Server: USA
Sistem Operasi: Ubuntu 14.04
CPU: 2.4 Ghz
RAM: 1 GB
Storage: 20 GB (SSD)
Bandwidth: 1000 GB
VPSDime.com (Saat ini)
Merupakan penyedia VPS dari luar negeri pertama yang saya gunakan hasil rekomendasi dari seorang ependier blogger sekaligus programmer yang kesehariannya berkutat di ruang server, Sandalian.com.
Ketika pertama kali membuka webnya, saya terkesima dengan paket layanan yang mereka tawarkan. Spesifikasinya lebih tinggi dari server sebelumnya yang digunakan, dengan harga yang lebih murah pula.
Oh ya, sebagai informasi tambahan, VPSDime menggunakan OpenVZ sebagai basis virtualisasinya. Jadi, tak sepenuhnya resource yang ada pada hardware kita gunakan sendiri.
Paket: Linux VPS
Biaya Bulanan: 7 USD + 0.54 USD
Lokasi Server: USA
Sistem Operasi: Ubuntu 14.04
CPU: 4 Cores
Memory: 6 GB
Storage: 20 GB (SSD)
Bandwidth: 2 TB
Connection: 10 Gbit (shared)
Takut kejadian tidak enak sebelumnya terjadi lagi, maka sebelum menggunakan server pada VPSDime.com, saya menyempatkan diri untuk mencari beberapa resensi. Dan, hasilnya rata-rata cukup memuaskan, apalagi jika kita termasuk loyal member.
Saya cukup puas dengan layanan mereka selama beberapa hari menggunakannya. Aktivasi cepat, hanya butuh waktu 10 menit semenjak pembayaran diterima. Outbond dan inbound connection cukup lancar. Hanya butuh kurang dari 30 menit untuk setup sistem operasi, update & upgrade sampai dengan instal control panel. Bahkan pull repositori Git yang kapasitasnya 2 GB, hanya butuh waktu kurang dari 5 menit.
Karena baru beberapa hari menggunakannya, tak banyak yang bisa dijelaskan dari VPSDime.com. Satu yang sedikit mengganjal, ketika pembayaran awal menggunakan BNI VCN, saya sedikit ragu di bulan berikutnya bisa melakukan pembayaran dengan media yang sama. 😃
Berikut hasil benchark VPSDime menggunakan tool dari FreeVPS.us.
System Info
-----------
Processor : Intel(R) Xeon(R) CPU E5-2660 0 @ 2.20GHz
CPU Cores : 4
Frequency : 2199.840 MHz
Memory : 6144 MB
Swap : 0 MB
Uptime : 6 days, 19:03,
OS : Ubuntu 14.04.5 LTS
Arch : x86_64 (64 Bit)
Kernel : 2.6.32-042stab113.11
Hostname : bentara.id
Speedtest (IPv4 only)
---------------------
Your public IPv4 is 104.251.218.87
Location Provider Speed
CDN Cachefly 69.1MB/s
Atlanta, GA, US Coloat 70.2MB/s
Dallas, TX, US Softlayer 98.1MB/s
Seattle, WA, US Softlayer 47.5MB/s
San Jose, CA, US Softlayer 54.2MB/s
Washington, DC, US Softlayer 60.0MB/s
Tokyo, Japan Linode 12.9MB/s
Singapore Softlayer 9.56MB/s
Rotterdam, Netherlands id3.net 15.5MB/s
Haarlem, Netherlands Leaseweb 39.5MB/s
Disk Speed
----------
I/O (1st run) : 360 MB/s
I/O (2nd run) : 382 MB/s
I/O (3rd run) : 392 MB/s
Average I/O : 378 MB/s
Dari keempat penyedia layanan server tersebut, CloudKilat.com yang paling memuaskan untuk digunakan. Biayanya cukup mahal memang, namun sebanding dengan kualitas pelayanan serta performance server.
Beberapa penyedia VPS dari luar negeri dapat memberikan biaya yang lebih murah. Kendalanya, seringkali kita kesulitan untuk melakukan pembayaran. Karena, metode pembayaran yang diterima mayoritas adalah PayPal dan Kartu Kredit. Dan tahu sendiri, kartu kredit bukan barang yang umum dimiliki masyarakat Indonesia.
Kalau kalian, pakai penyedia server apa? 🤗